Ulasan Diskusi Publik Online: “Sekolah Kita Setelah Korona”

10/03/2022 19:26 WIB 115 Superadmin
Date Agenda : 10-Mar-2022
Time Agenda : 0:00 - 0:00 WIB
Location : Subang

“Sekolah Kita Setelah Korona”

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Subang telah mengadakan diskusi publik online untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2020. Kegiatan yang bertajuk “Sekolah Kita Setelah Corona” ini di moderatori oleh Ida Maulida, M.Pd dan diisi oleh narasumber-narasumber ahli dibidangnya masing-masing diantaranya; Dekan FKIP Dr. Nita Delima, S.Si, M.Pd sebagai narasumber pembuka, diikuti oleh Bapak Dr. Aep Saepudin, MM.Pd., M.Pd dari Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Kemudian Bapak Edi Sugandi, S.Pd., M.Pd dari MKKS Kabupaten Subang, serta yang terakhir adalah Bapak H. Dedi Dediyana, A.Md dari KPAD Kabupaten Subang.

Kegiatan yang diselenggarakan melalui aplikasi zoom dan disalurkan ke kanal “youtube” BEM FKIP UNSUB ini telah menarik minat peserta umum sebanyak seratus orang lebih. Para peserta terdiri dari berbagai instansi dari Subang maupun luar Subang seperti Siswa-siswi, Mahasiswa-mahasiswi, Tenaga pengajar, dan para orangtua.

Kegiatan ini diadakan sebagai langkah pertama dalam dunia pendidikan di Kabupaten Subang untuk mempersiapkan apa saja yang diperlukan pendidikan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Ada banyak hal-hal menarik yang dibahas oleh para narasumber yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dan persiapan kita dalam menghadapi pandemi ini khususnya di bidang pendidikan.

Ibu Dr. Nita Delima, S.Si., M.Pd. sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 yang belum akan hilang dalam waktu dekat ini akan mengubah dunia pendidikan untuk segera menerapkan “Education 4.0” yang lebih personal, fleksibel, dimanapun, dan kapanpun. Ini perlu dukungan pemerintah berupa kebijakan teknologi yang dapat meng-akomodasi segala kebutuhan-kebutuhan lembaga pendidikan dan yang dididik.

Disusul oleh narasumber dari Dinas Pendidikan bapak Dr. Aep Saepudin, MM.Pd., M.Pd yang memperjuangkan pendidikan dengan cara mengevaluasi setiap program pendidikan dan mengarahkannya untuk mengembangkan program berbasis IT. Tidak lupa dengan pengadan sarana prasarana IT di sekolah-sekolah. Beliau juga menegaskan agar orangtua dan para guru agar mau mengembangkan diri mengikuti tantangan zaman.

Tidak sampai disana, diskusi menjadi semakin menarik saat saat narasumber dari MKKS SMA Kabupaten Subang bapak Edi Sugandi, S.Pd., M.Pd. yang menyetujui langkah-langkah yang diambil pemerintah sambil bercerita dilema-dilema yang dihadapi sekolah-sekolah dan guru-guru. Beliau menjelaskan bahwa dalam pandemi ini mengharuskan sekolah dipaksa untuk siap mengikuti segala kebijakan yang bisa berubah dalam jangka waktu pendek. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa mayoritas tenaga pengajar berusia diatas 46 tahun. Artinya, mayoritas tenaga pengajar di Indonesia adalah orangtua yang tidak semuanya siap untuk berubah. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama bahwa para orangtua dan guru saat ini harus jadi pemberontak. Berontak menghadapi kemalasan beradaptasi terhadap perkembangan IT.

Kemudian, diskusi berlanjut kepada narasumber terakhir bapak H. Dedi Dediyana, A.Md dari KPAD Kabupaten Subang. Beliau menyarankan agar setiap lembaga pendidikan dan pembuat kebijakan pendidikan mengevaluasi setiap keputusan berdasarkan pada tumbuh kembang anak dan memperhatikan hak-hak anak.

Keempat narasumber tersebut mendapat sambutan hangat dari para audiens yang mendapat ilmu-ilmu baru. Informasi-informasi yang didapatkan sangat berguna bagi mereka untuk menghadapi tantangan pendidikan disaat pandemi COVID-19 belum juga usai.

Kegiatan diskusi publik online ini dipenuhi manfaat-manfaat yang bisa kita ambil. Meski demikian, kegiatan ini tidak luput dari kekurangan.

Kekurangan-kekurangan tersebut lebih banyak terjadi pada hal-hal teknis seperti audio-video, sinyal, dan delay tayangan. Ditambah dengan aplikasi Zoom yang akan menutup setelah diskusi berjalan selama 40, menit. Alhasil setiap narasumber dan audiens harus kembali masuk pada link yang sama berkali-kali.

Namun, itu semua tidak menghalangi antusiasme para audiens untuk mendapatkan ilmu-ilmu, semangat para narasumber dalam menyampaikan hal-hal penting, dan para panitia dalam menyelenggarakan kegiatan. Terbukti dengan masih jernihnya tayangan di kanal “youtube” serta respon audiens yang ikut berpartisipasi dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan penting yang menandakan bahwa pesan-pesan yang disampaikan para narasumber telah sampai kepada benak seluruh audiens.

Meski banyak kendala pada penayangannya karena faktor sumber daya yang menjadikan diskusi online memang tidak se-efektif diskusi langsung. Kita menjadi sadar bahwa teknologi tidak akan bisa menggantikan interaksi antar manusia seperti yang dikatakan salah satu audiens bernama Budi Mulyono ini:

“Secanggih apapun pembelajaran online yang dilaksanakan, tidak akan pernah dapat menggantikan aspek yang bisa didapat peserta didik dari pembelajaran langsung.”

Pernyataan ini disetujui oleh semua audiens dan para narasumber karena memang benar adanya. Manusia perlu interaksi langsung untuk saling memahami termasuk dalam kegiatan belajar mengajar.

Walaupun begitu, bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa hanya karena kita menyadari bahwa diskusi online tidak se-efektif diskusi langsung. Justru dengan adanya pandemi COVID-19 inilah kita harus memaksimalkan segala cara yang ada. Karena inilah FKIP UNSUB menyelenggarakan kegiatan ini.

Demikian kegiatan diskusi publik online ini terselenggara dengan baik dan memuaskan. FKIP UNSUB telah menjadi yang pertama melangkah di Kabupaten Subang dalam bidang pendidikan di tengah pandemi COVID-19.

Mari kita semua berharap agar pandemi ini segera hilang dari bumi dan kita bisa memetik segala hikmah yang ada agar menjadi penyelamat kita dimasa depan. -AL-

Share :